Saya ingin membagikan sebuah cerita yang dititipkan oleh kawan saya. Titipan berupa foto kondisi ranukumbolo pada waktu ke waktu. Sungguh aku akan menyampaikan dengan sajak yang akan menyayat hati yang sekarat.
Kala itu….

Luluh peluh keringat turun dari kerutan dahi..
Umpatan rasa kesal bercampur lelah terus mengalir..
Bunga keabadian yang kuharapkan adalah bukti keabadian rasa..
Rasa yang tidak hanya jatuh pada bibir..
Namun, rasa itu mengalir seantero pembuluh darah nadiku dan deru nafasku..
Perasaan yang membuat buta hati seseorang..
Jatuh pun melangkah dia hanya ingin menggapaimu cukup sekali dan selamanya..
Ini adalah suaraku ditengah tenda-tenda beranyamkan serat nelon itu, Terdiam ditengah suara bahagia dan tangis..
Perpisahan itu aku akhiri dengan sebuah tulisan kembali. Aku tidak ingin membuatmu bersedih. Aku hanya menyentuh sudut kecil dalam hatimu.
Lelah untuk mengejarmu, namun jejak kaki ini harus terhapus..
Tidak bisa aku simpan dalam bingkai foto dan bayangan disetiap hariku..
Aku tidak ingin langkahku terbayang rasa dan fatamorgana cinta..
Sampai jumpa kembali dilain kesempatan. Semoga waktuku akan selalu menghiasi permadani-permadani kehidupan.
Tinggalkan Balasan